Agustus Istimewa ^,^

Ternyata memang bukanlah salahnya si hari Senin. Kenapa sampai ada istilah I Hate Monday itu, tak lain tak bukan disebabkan karena dia hadir tepat setelah liburan, which is… sucks. 😛 Ketika kemudian hari Senin ditakdirkan menjadi hari libur, maka hari Selasa lah yang jadi imbas. Berangkat ngantor masih antara iyes dan enggak. Mood masih belum bergelora semangat kerja dan ngantuk masih merajalela. Uh oh. Masih terkenang long wiken ceria. Tralala…

Senin kemarin memang tanggal merah. 17 Agustus! Hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-70. Kalau manusia, udah kakek-kakek deh tuh hehe. Meskipun kalau ukuran negara, masih tergolong muda (bandingkan dengan negara-negara Europe sono) Masih sangat perlu banyak berbenah, tapi selalu bangga kok jadi bagian dari bangsa Indonesia. Sebagai ukuran dari kebanggaan itu, saya ikut upacara bendera dong (tapi nggak jadi). Soalnya kalau mau ikut upacara, saya mesti ke kantor saya yang di ujung dunia itu tuh. Plan B untuk ikut upacara di kantor pusat di jalan Thamrin gagal, yang mana disebabkan keterbatasan tempat sehingga yang boleh ikut upacara hanya yang statusnya eselon. Ya sudahlah, saya di rumah saja. Mantau upacara di monas lewat TV. Eh eh lha batita saya kok ya khusyuk menikmati acara live itu. Ya nak, tumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotismemu. ^,^

Hari senin itu, karena gagal upacara akhirnya rutinitas ibu-ibu kembali digelar, diawali dengan belanja sayur ke pasar kaget. Diantar jemput sama suami tercinta (eciye). Eh tapi pas jemput, si dia  marah-marah. Ada apakah gerangan? Ternyata, dimana-mana jalan raya ditutup dan diportal buat ajang event lomba 17-an. Rute yang harusnya 5 menit jadi puluhan menit deh, karena bolak-balik mesti melipir atau putar balik. Katanya si sayangku, emang jalan raya punya embah-nya? Ya memang kan ayah.., kan dulu emang nenek moyang kita yang berjuang hihi.. Sabar.., sekali setahun ini. Tapi ya memang nyebelin sih soalnya rada kelewatan mortalnya, bahkan ada yang bikin acaranya mortal jalan raya, padahal pas di depannya situ ada lapangan. Maksudnya apa coba? *geleng-geleng kepala*

Ngomong-ngomong soal lomba 17-an, di deket rumah saya, acaranya digelar tanggal 16-nya, jadi pas senin itu sudah sepi khusyuk syahdu. Acaranya seru. Batita saya pun ikut semangat lomba mindahin bendera, dan dapat juara dong. *bangga* Ya memang cuma sederhana banget, mindahin bendera dari garis start ke garis finish, totalnya ada 3 bendera jadi dia lari bolak balik. Tapi ya namanya batita, masih syukur bisa nyelesaiin lomba (dapat juara sih bonus lah ya). Rivalnya dia ada yang pakai nangis guling-guling dulu di jalan aspal waktu lomba mau dimulai, dan ada juga yang WO karena maunya digendong emaknya terus, nggak mau turun ke arena. Hihi.

17 Agustus ini memang istimewa buat saya. Bukan apa-apa. Karena pas tanggal itu salah seorang besties saya berangkat ke negeri orang buat ngelanjutin studi. Rasanya kehilangan, karena sehari-hari saya banyak aktivitas bareng sama dia di kantor. Kami hampir selalu ada dalam project yang sama. Dan lebih dari itu, dia sudah bukan sekedar partner, tapi sudah jadi sahabat. Tempat curhat, ketawa bareng, ngomel bareng, ngebolang bonek bareng waktu ke Yurep kapan itu, juga kompak ngebully si anu waktu jaman rame pilpres kemarin wkwkwkwk.. Kecocokan itu memang bukan hanya soal lamanya waktu bersama, tapi ada hal-hal yang memang terasa klik di hati. I’ll miss her for sure.

Dia memang punya rencana buat masa depannya, dan itu yang memotivasi  dia buat pergi. Meski di saat-saat terakhir, dia sangat gloomy dan setengah “menyesal” kenapa harus pergi. Kenapa dunia begitu kejam mbak, katanya… Haah, lebaaayy…, kata saya. (emang bukan sahabat yang baik ya, komennya aja begitu hihi). Habis, saya harus bilang apa? Saya memang dari jauh hari sudah menyadari, bahwa saya TIDAK MUNGKIN pergi jauh keluar negeri meninggalkan keluarga buat sekolah. Saya tidak akan bisa. Dengan segala blabla alasan saya. Tapi saya juga sadar, tidak semua orang harus sama dengan saya. Dan bahwa dia mengambil pilihan lain, ya itu saya hormati dan saya dukung. Apalagi keluarga dia juga support penuh. Jadi, yang bisa saya lakukan di saat-saat terakhir dimana dia hanya tinggal harus berangkat (semua tetek bengek sudah beres), ya saya hanya harus menyemangati dia. Karena dia sudah ada di satu titik dimana sudah tidak bisa lagi memilih, atau melangkah mundur. Satu-satunya pilihan adalah maju, doing best dan coming home soon.

So… semangat ya Galuh…

Bulan Agustus ini sekali lagi menjadi istimewa karena menjadi bulan terakhir saya ngantor sebelum cuti tugas belajar. Iyes, saya juga ikutan mau sekolah lagi, tapi di dalam negeri aja saya mah. Hihi. Itu saja masih galau apa otak saya bisa ngikuti materi kuliah ya, secara harus ngambil masternya tekim deui. Saya kan maunya sastra, sejarah atau psikologi aja atuh lah hihi, kayaknya fun gitu. Bismillah saja lah. Semoga bisa lancar sekolahnya, dan lulus tepat waktu, lebih penting lagi ilmunya barokah. Aaaamiiinn YRA.

Soal sekolah ini, ada rasa bersalah juga karena di kantor lagi kurang orang sebenarnya. Tapi ya, saya sudah lelah diteror “Kapan sekolah lagi?” Dan selain itu kondisi kantor juga lagi rada nggak kondusif karena mau ada reorg dst dll dsb, jadi mending sekolah dulu. Nanti kalau sudah stabil, kan kerja juga enak. (ciye kabur MODE ON niye).

Satu lagi yang akan menambah keistimewaan bulan Agustus adalah, batita saya insya ALLOH akan genap 3 tahun dan masuk era balita. Begitu cepat waktu berlalu, rasanya baru kemarin dia hadir di keluarga kecil kami. Mungkin sudah waktunya juga merencanakan punya another baby. (lalu hening) Hihi. Semoga sehat selalu ya, Nabila tersayang, juga ayahnya, si Ayah tercinta. Kehadiran kalian adalah anugerah terindah dalam hidup saya. :*

…….

Jadi, begitulah cerita saya di bulan Agustus ini. Bagaimana dengan ceritamu?

2 thoughts on “Agustus Istimewa ^,^

  1. Auf wiedersehen, para Senior :* Sukses selalu 🙂

Leave a reply to dancingdee Cancel reply